Menggila di Mie Preman

Mie keparat s



Sepulang dari sekolah anak wedok. Aku pingin makan sesuatu yang pedas. Dan teringat dengan Mie Preman deket tempat tinggal kami.

Di sekitaran tempat tinggal kami, ada banyak warung dan rumah makan. Termasuk Mie Preman ini, yang berlokasi di daerah Mudu Taki - Tegaljaya - Dalung.

 Dan tiap kami lewat, selalu timbul pertanyaan. Kenapa Warung Mie ini sepi? Apakah makanannya tidak enak ataukah pelayanannya yang buruk?

Ku baca review di GMB, reviewnya bagus-bagus. Tapi kenapa sepi? Jadi untuk mencari jawabannya, aku harus mencari tahu sendiri.

Pas menginjakkan kaki kesana, aku merasa nyaman. Tempatnya bersih. Meskipun suasananya lengang. Disini homey sekali. Mataku melonjak kegirangan melihat hamparan hijau padi, dan sejuknya semilir angin yang membawa ketenangan dalam sanubariku.

Lelaki muda yang menyapa. Senyumannya ramah. Dia seorang diri disitu dan memperlihatkan menu kepadaku. Ada 4 menu Mie Preman. Nama menunya lucu - lucu.

πŸ”₯ Mie Preman Gaya Punker
      (Goreng, ayam pangsit kering)
πŸ”₯ Mie Preman Keparat 
      (Kecap, keju, pangsit kering, ayam tabur)                   
πŸ”₯ Mie Preman Parah
     (Paduan rasa ayam kuah)
πŸ”₯ Mie Preman Kumis Berewok
     (Kuah manis berasa enaknya telur kwocok)
 


Aku memesan Mie Keparat Level 2. Tingkat kepedesan disini ada 5 Level. Harganya sangat ramah kantong. So don't worry☺️

Dan memilih tempat duduk diluar, dibawah pohon kersen yang atasnya diberi kain faring, sehingga daun yang rontok tidak jauh kebawah, selain untuk mengurangi cahaya matahari. Ide ini bagus sekali. Karena bisa mengurangi pekerjaan menyapuπŸ˜…

Sambil menikmati semilir angin, aku menunggu. Kemudian minuman es jeruknya datang. Ku teguk, enak! Rasa jeruknya terasa banget. Ini 5000 man! Surprised!

 15 menit kemudian datang Mie Keparatnya. Disini aku memang tak berharap banyak. Tampilan Mienya lumayan cantik, ada daun selada, sosis yang dipotong dua, kemudian dibelah lagi menjadi dua, lalu  ada sedikit taburan keju serta ayam diatas mie yang sepertinya dibumbui dengan sambal merah dan diberi kecap manis.

Dengan penuh semangat kucicipi Mie Keparatnya. Satu suapan sukses masuk ke lidahku dan Makkkkkk! Ampun Di Je pedesnya parah. Lidahku serasa kebakar. Padahal baru level dua nih. Gimana yang level 5. Hohoho...ngebayangin pedesnya aku sudah angkat tangan 😁

Karena kepedesan, makanku jadi lama itupun harus bergantian dengan minum es jeruknya. Ku pacu terus diriku untuk menghabiskannya. Ini seperti sebuah Goal. Ibarat hidup, kadang manis, kadang pedes, dan kita menyikapinya kudu kalem, ikutan panik malah berabe ntar... Hehhehe.

Dan pelajaran yang ku dapat hari ini adalah, warung sepi belum tentu makanannya TIDAK enak.

Salam sukabeda all.

Comments

Popular Posts